28 Juni 2008

Adegan Hot Direkam HP, ABG Berpakaian SMP


Adegan Hot Direkam HP, ABG Berpakaian SMP


Denpasar, Dua mucikari KAA (26) dan KA (33), sangat kelewatan. Selain memperalat para korban untuk dijual kepada pria hidung belang, tiga korban yakni berinisial NKF (16), NKN (15) dan LN (22), harus menanggung malu. Pasalnya, adegan mesum mengenakan pakaian SMP itu, direkam lewat video ponsel. Dua tersangka sengaja merekam adegan ngejos, sekadar menakut-nakuti korbannya.

Polisi menemukan sejumlah adegan porno yang terekam di kamera handphone milik dua germo itu. Dalam pembuktian polisi, berdasarkan keterangan tersangka, membenarkan, setiap kali korban dijos lelaki hidung belang, selalu direkam melalui kamera handphone.

Uniknya, sebelum masuk Hotel, para korban selalu mengenakan pakaian SMP. Ini diartikan, agar para pelanggan merasa betah dan menilai perempuan yang diajak mesum dari kalangan perempuan baik-baik.

“Adegan mesum banyak ditemukan di ponsel mucikari. Korbannya selalu mengenakan pakaian SMP. Tujuan tersangka merekam adegan itu, kemungkinan untuk menakut-nakuti korban, supaya tidak kabur,” bisik sumber.

Modus operandi dengan merekam setiap adegan jos, membuat para korbanya tidak berkutik. Sehingga mayoritas para korban cenderung menuruti perintah sang mucikari kakak beradik itu.

''Gambar yang terekam di kamera masih diselidiki. Belum bisa dipastikan apakah itu korban atau lelaki hidung belang, ataukah gambar orang lain yang ditutup tersangka mucikari. Soalnya, gambar hanya tampak setengah badan dan wajah tidak terlihat,’ ungkap sumber.

Dijelaskan sumber, hasil penyelidikan lanjutan penyidik, ada satu tambahan korban yakni berinisial NWS (22). Namun, saat itu, wanita muda yang tinggal di Jalan Tangkuban Perahu ini, belum sempat di-booking para pelanggan.

''Inisialnya NWS, saat itu belum dibooking. Sementara, tiga korban lainnya sudah beberapa kali dijadikan korban nafsu bejat lelaki hidung belang,'' ungkapnya.

Menyangkut tarif sekali ngejos, sumber mengatakan, masing-masing korban ditarif antara Rp 300 ribu - Rp 500 ribu. Kemungkinan besar, kata sumber, kedua germo menjual para korban di atas satu juta.

''Pembagiannya tergantung sang mucikari. Kalau tarif korban hingga mencapai Rp 1 juta, korban mendapat bagian Rp 500 ribu,'' jelasnya.

Tidak ada komentar:

By BaEg